Minggu (21/07/2013) Hidayah datang kepadaku, ya aku anggap hidayah karena hari itu aku sadar bahwa kesalahnku terlalu banyak kepada tuhan, kedua orangtua, guru, kawan dan makhluk lain di muka bumi ini. Semua itu menjadi beban fikiran yang haru aku ungkapkan secepatnya kepada Allah, Sang Pencipta. Sesegera mungkin kuambil air wudlu dan kutegakkan sholat karena ini satu media untuk berinteraksi langsung kepada-Nya, tangisanku tak terbendung saat aku mengadu. Hati terasa lega seketika setelah mencurahkan segalanya, berharap semua pintaku bisa dikabulkan oleh-Nya.

Satu hal yang tak biasa, ketika ku terbangun dari tidur siang. Aku mencoba mengingat kembali mimpi yang berisi tentang keadaanku tengah berada di rerumpunan kelompok yang menggarap sebuah film di sebuah lokasi. Aku merasa sepi walaupun sekitarku di penuhi aktor dan sutradara sedang bertugas. Kuperhatikan di mimbar makam berdiri sosok tokoh yang tak asing lagi, KH. Masruri Abdul Mughni (read: Abah Yai) Pengasuh Pondok Pesantren Al Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes. Aku menyambangi abah yai, kami bersama menuntut jalan saling berbincang dan apa yang kami perbincangkan tak teringat olehku. Aku meelindungi beliau dari serbuan kendaraan yang melintas yang penting beliau tidak tersakiti, fikirku. Beliau mengajakku sholat dzuhur berjama’ah, aku mengajak abah yai ke pondok kecil milik papah, beliau menerima tawaranku. Kami sholat brjama’ah disana, seperti biasa beliau melakukan sholat sunnah sebelum sholat wajib bersamaku. Seusai sholat jama’ah ayah mengajakku brbicara sedang abah yai duduk manis di aula. Papah bertanya, “Abah Masruri itu sudah meninggal di Mekah bukan?”. “Iya, aku juga ga tau pah” jawabku. Selaras terdengar angin berhembus kutengok ketempat persinggahan abah yai, tak kulihat lagi sosok beliau hanya jejak bayang dan sebuah kacamata yang beliau tinggalkan disana.

Apa arti dari itu semua? Wallahua’lam…

Leave a Reply

2 Thoughts on “Abah, Papah, dan Mimpi di Siang Hari

  1. wah sayang saya bukan ahli tafsir mimpi. tapi dari lakon2 di dalamnya sptnya ini pertanda serius. sementara syukuri dulu bahwa dalam lakon itu adalah para kekasih

  2. damai_wardani on July 21, 2013 at 8:54 pm said:

    Subhanallah… InsyaAllah ini pertanda baik. Pertahankan amal baikmu, mas Agung.. Abah menyukai itu, begitu pula ayahmu. Jangan lupa senantiasa mengirim do’a untuk mereka. Semoga mas Agung menjadi pemuda yang amanah lagi bijaksana.

    Salam, 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Post Navigation