Tuhan alangkah senangnya hati ini. Ingin aku mengucap berjuta-juta syukur pada-Mu. Hari ini akhirnya aku mendapatkan sosok laki-laki tampan yang perhatian dan sangat menyayangiku. Bahkan kadang-kadang aku merasa seperti anak kecil yang mendapat perhatian dari seorang ibunya.
Radit nama yang selalu ada dalam memori ingatanku. Wajahnya tak pernah lepas dari pikiranku. Alangkah damainya hati ini bila dekat dengannya. Apakah ini rasanya cinta? Cinta tolonglah satukan kami. biarlah dia menjadi yang pertama dan terakhir untukku, tak ingin ku kehilangan dia. Radit aku cinta kamu, tuluskah cintamu ini?.
” Hai…! ngelamun aja, ngak denger apa telepon bunyi keras gitu?”
” Hah…Dodi, ngagetin aja kamu. Dasar bocah, emang telepon dari siapa sih?”
” Dari ka Radit”, Jawabnya dengan nada menggoda.
Segera saja kuambil handphoneku dari tangan Dodi, adikku yang paling nakal dan iseng tapi mengasyikkan.
” Hallo!” Sapa aku.
” Halo kenapa lama sekali ngangkatnya?”.
” Ma’af, tadi tu…”, belum selesai ku jawab, Dodi menyahut.
” Mba Salma lagi ngelamunin Mas tuh”.
” Ga ah…”.
” Beneran juga ga’ papa. Makan malam bareng yuk?”
” emm…bisa, jam berapa?”
” Terserah kamu aja!”
” Ya udah ntar ku jemput jam 7, kamu siap-siap ya?”
” Ya udah deh, ku tunggu”.
Suara tut…tut…tut…manendai putusnya hubungan telepon mereka.
Dirumah Salma, Salma tak berpikir panjang lagi dia segera berganti baju dan di sisirinya rambut hitam nan lurus indah itu. Selesai dandan, Salma menunggu duduk di atas sofa sambil mengotak atik-atik handhonenya.
Jarum jam tepat menunjukkan pukul 7 lebih 10 malam, namun Radit belum juga datang. Salma terlihat jenuh menunggunya. Berkali-kali Salma menghubunginya tapi tidak bisa.
” Salma, sudah pagi, ayo bangun!” ibunya mencoba membangunkan Salma.
” Iya bu…” jawab Salma yang masih dalam keadaan ngantuk.
Malam telah berganti menjadi pagi yang cerah.” Kemana Radit semalam? Tak biasanya ia ingkar janji seperti ini”, pikirku dalam hati. dengan malas dan masih bertanya-tanya, aku bersiap-siap berangakat sekolah.
” Kemana Radit, biasanya jam segini ia sudah ada di depan pintu”
” Entahlah pikiranku benmar-benar kacau hari ini. Perasaankupun ga’ enak seperti ada sesuatu yang mengganjal. Dan ketika ku tiba di sekolah, Mira teman baikku, menghampiriku dengan wajah kusam kesedihan.teman-teman yang lain memandangiku aneh.
Bagai ada petir yang menyambar, tubuhku merasa lemas, air mata ini keluar tak terbendung.dadakupun terasa sesak setelah mendengar cerita dari Mira. Mira mengabarkan bahwa semalam tepat pukul 19.00 WIB Radit mengalami kecelakaan, dan nyawa Radit tidak bisa ditolong lagi. Salma yang mendengar berita itu langsung tak kuasa menahan semua kesedihan dihatinya, ia langsung pergi kerumah Radit.
Sampainya dirumah Radit, Salma mendekati mayat Radit dan langsung memeluknya dengan air mata yang tiada berhenti. Keluarga Raditpun mencoba menenangkan Salma dan mengatakan bahwa semua makhluk hidup pasti akan kembali pada Sang Pencipta, dan keluaga Radit meminta pada Salma agar merelakan Radit dan sering-sering saja berdo’a untuk Radit , agar Radit disana tenang.
Hari demi hari berlalu dan Salma kini sudah bisa menerima semua kejadian itu dan nama, raut wajah si Radit akan selalu tersimpan dalam pikiran.

Leave a Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Post Navigation